Beberapa hari / minggu lagi para siswa yang duduk di kelas paling akhir dari berbagai tingkatan ( SMA, SMP,SD ) akan menghadapi sebuah tantangan yang disebut Ujian Nasional (ujian yang diselenggarakan secara nasional). Untuk siswa yang berotak cemerlang (cerdas), ujian nasional mungkin bukan merupakan “momok” yang menakutkan, namun untuk siswa yang berkemampuan “ pas-pasan” atau berkualitas rendah, ujian nasional mungkin tidak sekedar momok tapi bahkan dianggap sebagai “ monster” yang siap menerkam mangsanya.
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) , menyebutkan bahwa peserta ujian nasional dinyatakan lulus jika memenuhi standar kelulusan Ujian Nasional sebagai berikut:
a. memiliki nilai rata-rata minimal 5,50 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, dengan nilai minimal
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) , menyebutkan bahwa peserta ujian nasional dinyatakan lulus jika memenuhi standar kelulusan Ujian Nasional sebagai berikut:
a. memiliki nilai rata-rata minimal 5,50 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, dengan nilai minimal
4,00 untuk paling banyak dua mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya.
b. Khusus untuk SMK, nilai uji kompetensi keahlian minimum 7,00 dengan nilai teori kejuruan minimum
b. Khusus untuk SMK, nilai uji kompetensi keahlian minimum 7,00 dengan nilai teori kejuruan minimum
5,0 nilai uji kompetensi keahlian digunakan untuk menghitung nilai rata-rata Ujian Nasional.
Secara sekilas, angka 5,50 (SMP/SMA) mungkin tidak terkesan istimewa, namun untuk siswa yang akan mengikuti ujian, bila angka tersebut tidak dapat tercapai maka proses perjalanan untuk menuju ke jenjang pendidikan selanjutnya (yang lebih tinggi dari sebelumnya) akan terhambat.
Oleh karena itu, bagaimanakah sebenarnya kesan yang dapat dimunculkan untuk soal Ujian Nasional (UN) yang akan dihadapi para siswa? Gampang-gampang susah atau susah-susah gampang?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut sudah barang tentu tergantung dari beberapa aspek yang melatarbelakangi. Pertama, bila dilihat dari bentuk soalnya, untuk soal ujian tahun lalu berbentuk pilihan ganda (obyektif tes) dan untuk soal ujian tahun ini (2008/2009) menurut BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) bentuknya juga sama yakni menampilkan 4 pilihan jawaban untuk dipilih satu jawaban yang benar. Walaupun jawaban telah tersedia dan siswa tinggal memilih, namun tentu tidak boleh asal pilih atau menggunakan jurus “ like dislike “ alias memilih jawaban berdasarkan kesukaan, sedangkan yang tidak disukai tidak dipilih. Agar dapat memilih jawaban yang benar, para siswa perlu memahami kalimat-kalimat pertanyaan dengan baik dan mencermati pilihan jawaban secara teliti, agar tidak terjadi salah pilih yang dapat menyebabkan kegagalan dalam kelulusan.
Kedua, dilihat dari persiapan siswa dalam menghadapi ujian nasional, baik secara mental maupun fisik. Persiapan mental mencakup hal-hal yang berkaitahn dengan kemampuan berpikir untuk memahami semua materi pelajaran yang telah diajarkan dan memahami kalimat pertanyaan dengan benar serta kemampuan memahami teknik mengerjakan soal pada lembar jawab yang telah disediakan dengan benar pula. Sedangkan persiapan fisik mencakup hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan siswa agar dalam mengerjakan atau menjawab soal ujian nasioanal tidak terganggu kesehatannya.
Nah, dengan demikian seorang siswa dapat memberi kesan menjawab soal ujian itu mudah apabila siswa tersebut dapat menguasai atau memahami semua materi pelajaran yang diujikan dengan baik dan dapat memahami teknik mengerjakan soal pada lembar jawab dengan benar. Selain itu sikap mentalnya pada saat mengerjakan soal ujian dapat memusatkan perhatian secara serius dan tidak mengalami gangguan kesehatan yang dapat mengganggu konsentrasi.
Sebaliknya, seorang siswa akan memberi kesan menjawab soal ujian itu susah atau sukar bila siswa tersebut belum dapat menguasai atau memahami semua materi pelajaran yang diujikan secara maksimal dan belum bisa memahami kalimat pertanyaan dengan benar serta belum dapat memahami teknik mengerjakan soal pada lembar jawab yang tersedia khususnya yang menggunakan lembar jawab komputer (LJK).
Oleh karena itu, mumpung nasi belum menjadi bubur, kiranya tiada kegiatan lain yang lebih patut dilakukan oleh para siswa yang akan menghadapi ujian nasional kecuali melakukan persiapan yang maksimal, baik persiapan mental maupun persiapan fisik, agar dalam menjawab soal ujian nasional tidak merasa kesulitan. Dengan demikian target nilai rata-rata 5,50 yang merupakan syarat kelulusan dapat tercapai bahkan dapat melampauinya. Selamat berjuang dan berlomba dalam mencapai prestasi belajar yang maksimal.
Kudus, April 2009
Penulis
SUPANGAT, S.Pd.
SMP 2 Kudus
Jln. Jenderal Sudirman 82 Kudus
Catatan:
Pelaksanaan Ujian Nasional untuk:
- SMU : tanggal 20 – 24 April 2009
- SMP : tanggal 27 – 30 April 2009
Secara sekilas, angka 5,50 (SMP/SMA) mungkin tidak terkesan istimewa, namun untuk siswa yang akan mengikuti ujian, bila angka tersebut tidak dapat tercapai maka proses perjalanan untuk menuju ke jenjang pendidikan selanjutnya (yang lebih tinggi dari sebelumnya) akan terhambat.
Oleh karena itu, bagaimanakah sebenarnya kesan yang dapat dimunculkan untuk soal Ujian Nasional (UN) yang akan dihadapi para siswa? Gampang-gampang susah atau susah-susah gampang?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut sudah barang tentu tergantung dari beberapa aspek yang melatarbelakangi. Pertama, bila dilihat dari bentuk soalnya, untuk soal ujian tahun lalu berbentuk pilihan ganda (obyektif tes) dan untuk soal ujian tahun ini (2008/2009) menurut BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) bentuknya juga sama yakni menampilkan 4 pilihan jawaban untuk dipilih satu jawaban yang benar. Walaupun jawaban telah tersedia dan siswa tinggal memilih, namun tentu tidak boleh asal pilih atau menggunakan jurus “ like dislike “ alias memilih jawaban berdasarkan kesukaan, sedangkan yang tidak disukai tidak dipilih. Agar dapat memilih jawaban yang benar, para siswa perlu memahami kalimat-kalimat pertanyaan dengan baik dan mencermati pilihan jawaban secara teliti, agar tidak terjadi salah pilih yang dapat menyebabkan kegagalan dalam kelulusan.
Kedua, dilihat dari persiapan siswa dalam menghadapi ujian nasional, baik secara mental maupun fisik. Persiapan mental mencakup hal-hal yang berkaitahn dengan kemampuan berpikir untuk memahami semua materi pelajaran yang telah diajarkan dan memahami kalimat pertanyaan dengan benar serta kemampuan memahami teknik mengerjakan soal pada lembar jawab yang telah disediakan dengan benar pula. Sedangkan persiapan fisik mencakup hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan siswa agar dalam mengerjakan atau menjawab soal ujian nasioanal tidak terganggu kesehatannya.
Nah, dengan demikian seorang siswa dapat memberi kesan menjawab soal ujian itu mudah apabila siswa tersebut dapat menguasai atau memahami semua materi pelajaran yang diujikan dengan baik dan dapat memahami teknik mengerjakan soal pada lembar jawab dengan benar. Selain itu sikap mentalnya pada saat mengerjakan soal ujian dapat memusatkan perhatian secara serius dan tidak mengalami gangguan kesehatan yang dapat mengganggu konsentrasi.
Sebaliknya, seorang siswa akan memberi kesan menjawab soal ujian itu susah atau sukar bila siswa tersebut belum dapat menguasai atau memahami semua materi pelajaran yang diujikan secara maksimal dan belum bisa memahami kalimat pertanyaan dengan benar serta belum dapat memahami teknik mengerjakan soal pada lembar jawab yang tersedia khususnya yang menggunakan lembar jawab komputer (LJK).
Oleh karena itu, mumpung nasi belum menjadi bubur, kiranya tiada kegiatan lain yang lebih patut dilakukan oleh para siswa yang akan menghadapi ujian nasional kecuali melakukan persiapan yang maksimal, baik persiapan mental maupun persiapan fisik, agar dalam menjawab soal ujian nasional tidak merasa kesulitan. Dengan demikian target nilai rata-rata 5,50 yang merupakan syarat kelulusan dapat tercapai bahkan dapat melampauinya. Selamat berjuang dan berlomba dalam mencapai prestasi belajar yang maksimal.
Kudus, April 2009
Penulis
SUPANGAT, S.Pd.
SMP 2 Kudus
Jln. Jenderal Sudirman 82 Kudus
Catatan:
Pelaksanaan Ujian Nasional untuk:
- SMU : tanggal 20 – 24 April 2009
- SMP : tanggal 27 – 30 April 2009